Media Belajar

Peristiwa Medan Area

  1. 27 Agustus 1945, berita proklamasi kemerdekaan baru diumumkan secara resmi di Medan oleh Gubernur Sumatera Mr. Tengku M. Hasan. (keterlambatan ini disebabkan karena komunikasi dan sensor yang ketat dari tentara Jepang)
  2. 9 Oktober 1945, pasukan AFNEI dari Brigade 4 pimpinan Brigjen T.E.D. Kelly yang diboncengi NICA mendarat di Belawan Medan.
  3. Pemerintah RI menyambut baik kedatangan AFNEI karena tugas mereka dan AFNEI diijinkan untuk menempati Hotel di kota Medan. (Hotel De Boer, Grand Hotel, Hotel Astoria dan sebagian mendirikan tenda di sejumlah tempat di Binjai dan tanjung Marowa)
  4. Sehari setelah mendarat AFNEI mendatangi kamp-kamp tawanan untuk membebaskan tawanan perang yang kebanyakan orang-orang Belanda kemudian dipersenjatai dan dibentuk Batalyon KNIL Medan.
  5. Dengan sikap pongah mereka melecehkan kemerdekaan Indonesia sehingga memancing perlawanan pemuda dan menimbulkan pertempuran.
  6. 13 Oktober 1945, terjadi insiden pertama antara pemuda pejuang Medan dengan pasukan sekutu (NICA) di awali dengan ulah pasukan sekutu merampas dan menginjak lencana Merah Putih karena tidak terima sikap pasukan sekutu para pemuda menyerbu dan sembilan orang Belanda luka berat. Bentrokan selanjutnya menyebar ke kota-kota lain seperti Pematang Siantar dan Brastagi.
  7. Para Bekas Giyugun dan Heiho membentuk TKR Sumatera Timur dikomandani oleh Ahmad Tahir, dan para pemuda membentuk Pemuda Republik Indonesia Sumatera Timur.
  8. 18 Oktober 1945, Bigjen Kelly mengeluarkan ultimatum yang melarang rakyat Medan membawa senjata dan menyerahkan kepada sekutu sehingga membuka peluang bagi NICA menjadi sewenang-wenangdengan melakukan aksi teror kepada rakyat Medan.
  9. 1 Desember 1945, AFNEI memasang sejumlah papan pembatas bertuliskan “Fixed Bourdaris Medan Area” diberbagai penjuru kota Medan.
  10. 10 Desember 1945, tentara sekutu melakukan aksi militer besar-besaran dengan mengikut sertakan pesawat tempur sasarannya seluruh wilayah Medan, sehingga Gubernur, TKR, dan Walikota Medan memindahkan pusat kegiatan ke Pematang Siantar.
  11. 10 Agustus 1945, para komandan pejuang mengadakan pertemuan di Tebingtinggi yang hasilnya memutuskan pembentukan Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area dan melakukan serangan terhadap semua posisi sekutu di wilayah kota Medan.